Game over, or another chapter perhaps?

Game over, or another chapter perhaps?

One thing I truly like about you is that you’re an open-minded person. Drg.
Why you try to hide it?

-

“I’ll try better”

“I’ll try better”

if I were you, I’d think that this is some kind of bullshit. But, trust me, I said that for a reason.

Karena saya pasif, satu-satunya cara untuk memuntahkan semua yang ada dipikiran saya adalah duduk di meja, memandangi layar, dan berpikir apa yang harus saya tulis. Jadi maaf apabila panjang, dan untuk wanitanya, terimakasih sudah memperlihatkan tulisan itu.

Apa yang pertama kali terpikirkan oleh saya setelah melihat tulisan yang dialamatkan kepada saya dari orang yang saya sayangi?
“Berakhir”
Karena itulah yang terpampang pada paragraf terakhir ketiga kalau saya tidak salah ingat.

Apa yang pertama kali terpikirkan untuk saya lakukan setelah melihat tulisan itu?
Sebenarnya ada dua; menyudahi, atau berusaha lagi? Entah kenapa saya lebih suka pilihan kedua.

“I’ll try better”

Saya tahu kamu pasti bosan dengan kalimat bodoh itu, saya tahu, karena memang terdengar bodoh di telinga saya. Tetapi, setiap ibadah selalu terselipkan doa “YaAllah tolong buat saya jadi manusia yang lebih baik lagi, agar saya bisa berdiri dan jalan seimbang dengan wanita itu, dan menggandeng tangannya di depan kerumunan yang mengatakan  ‘kalian tak cocok” “Amin”.

Saya tidak tahu apakah ini bodoh atau tidak, tapi saya mencoba ‘usaha’ saya kepada orang lain agar saya tahu bagaimana sikap mereka terhadap saya yang 'masih baru' ini. Dan ternyata banyak orang yang cukup menyukainya. Setelah itu, seharusnya saya bisa menerapkannya pada wanita itu.

Ajaib. Sungguh ajaib. Saya hanya terdiam seperti orang bodoh saat bersama dia. Tidak tahu kenapa. Saya ‘pasif’. Tiba-tiba semua ‘usaha’ saya terlihat seperti sia-sia di mata wanita itu. Dan mungkin itulah yang terpikirkan oleh si wanita dalam membuat tulisan itu. Maaf jika saya membuat kamu jatuh, harga dirimu yang kau bilang bukan nol tapi minus. Maaf jika kamu bertahan, tanpa dapat apapun, karena saya pasif.

Jika saya terlihat pasif, bukan berarti saya tidak peduli dengan kamu, Nd. Saya hanya mencari cara lain, dan sebagian besar, saya tidak tahu harus bagaimana. Bukan berarti tidak sayang.

Dan jika kamu pernah berpikir apakah saya sayang kamu seperti semua usaha mu yang sudah kau lakukan untuk saya yang bodoh.
Jawabannya, ratusan kali ‘baper’, saya tetap bertahan. Puluhan kali kita dalam masalah, saya tetap bertahan. Belasan kali kita bertengkar, saya tetap bertahan. Tidak mungkin saya bertahan tanpa ada sayang. Terdengar bodoh, tapi, ini salah satu usaha saya, hahaha. Dan jika kamu berpikir mengapa saya tidak pernah cemburu, bukan karena saya tidak sayang, tapi karena tidak mau dendam. Dan itulah bodohnya saya, tidak pernah bisa menyampaikan sesuatu secara langsung.

Sebenarnya saya cukup heran dan kaget, mengapa tiba-tiba? Tiba-tiba kamu terpikir oleh perkataan kerumunan, padahal kamu yang suruh saya tetap tinggal, dan tiba-tiba kamu yang hilang. Sebenarnya cukup sakit.

Kita memang tak cocok, setidaknya belum. Karena saya masih anak lugu yang hanya bisa diam padahal banyak sekali yang bisa dibicarakan.

Haaahhh…..

Thank you for this 4 months, such a pleasure to be with you. Sorry to dissapoint you.

If you want to end the game, it’s okay. I’m sorry to make you this tired, I’m truly sorry. But, I will still trying to be a better player, that can carry you up on my back. So one day, if you decide to play the game again, I will stand beside you, not behind nor front. And finish the game properly.

Dan satu hal, tetap lah jadi orang yang open-minded. Karena diam sepertinya tidak cocok dengan gayamu. Kalau kamu masih berpikir untuk berdiam diri, tak apa, hanya saya jangan bawa orang lain masuk ke dalam aura tidak sedap mu itu, cukup saya yang tahu hal itu.

29515

-Annyngboy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please don't give a bad words, just a good words.